Inovasi SERBU CETING NASI Puskesmas Gunung
Putri
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah
yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan
sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat
banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal
seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang
paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan
(sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,
stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat adanya 32,9
persen atau 282.627 balita dari jumlah keseluruhan 859.501 balita di Kabupaten
Bogor menderita stunting hingga
akhir tahun 2018. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya gizi ibu selama mengandung atau setelah anak dilahirkan,
terutama ASI eksklusif selama dua tahun.
Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Puskesmas
Gunung Putri. Hasil survey dengan para ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas
maupun yang mengikuti kelas ibu di posyandu diketahui bahwa pengetahuan mereka
tentang pentingnya gizi pada 1000 HPK sangat rendah. Bahkan di antar mereka masih
ada yang berpendapat bahwa pemberian makanan tetap diberbolehkan pada bayi di
bawah usia 6 bulan dengan alsana agar cepat kenyang. Sebagian di antara mereka
yang berstatus ibu bekerja juga berpendapat bahwa pemberian ASI Eksklusif akan
sulit terpenuhi bagi ibu bekerja dan lebih mudah jika digantikan dengan susu
formula.
Atas dasar itulah Puskesmas Gunung Putri meluncurkan
inovasi dengan judul Serbu Ceting Nasi, kependekan dari Senin Rabu Cegah
Stunting Dengan Edukasi 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa emas
pertumbuhan dan perkembangan bayi, mulai dari janin dalam kandungan hingga
balita berusia 2 tahun. Kurangnya asupan zat gizi, buruknya sanitasi, dan
kurangnya imunisasi dapat menjadi penyebab gagalnya tumbuh kembang bayi pada
masa ini.
Untuk itu mari bersama kita Kawal 1000 HPK agar generasi
selanjutnya dapat tumbuh menjadi generasi tangguh, sehat dan berdaya saing.